Doa itu meminta.Meminta adalah jeritan kalbu dari orang yang ingin mendapatkan sesuatu atau ingin jadi sesuatu.Kita menyadari kedirian kita sekarang yang tidak baik,tidak benar dan bercita-cita suatu kebahagian rohani menurut gambaran dalam angan2 kita sendiri atau kata orang dan kitab2.Cita2 ini harus kita sukseskan,oleh karena tidak bisa usaha maka kita berdoa memohon dan mengemis sama Tuhan.
Doa dan memohon itu bagaimana mulukpun dan indah dianalisir dan diberi definisi akan tetap merupakan pamrih dan pemuasan nafsu pribadi sebab berpangkal dari keinginan untuk mendapatkan sesuatu atau menjadi sesuatu.Doa bersifat pribadi.Doa dan memohon sebagai jeritan kalbu memang boleh diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dengan kesadaran akan meper nafsu.Jangan sampai kalau kita menjadi orang yang serakah terlalu terikat kepada pembinaan aku yaitu kalau doa kita jadikan kesempatan untuk belanja ke toko :HABIS MINTA INI,MINTA YANG ITU. Janganlah kita berdoa atau meminta karena kebiasaan.Tidak ada doa yang statis.Doa yang statis adalah praktek doa karena lekat kepada kebiasaan dan tradisi.Didalam kebiasaan dan tradisi itu kita bisa menemukan kenikmatan diri.Tanpa memohon itu kita tidak bisa merasa puas hatinya.Itulah belenggu nafsu.Didalam rasa kita mencari pemuasan hati.
Memang tanpa pepadhangNya,manusia tidak akan mampu menyadari belenggu doa karenanya juga tidak akan mempunyai pengertian bagaimana lepas dari ikatan doa.Kita masih ada dalam belenggu rasa keakuan karenanya kita masih mudah tersinggung kalau apa yang kita anggap benar itu disalahkan orang lain.Tetapi bagi para abdi yang sudah mengerti KEBENARAN itu mana dan apa maka mereka akan tertawa dalam hati dan tidak menghiraukan lagi kata orang dan kitab2.Mereka sudah ada dalam Kebenaran dan rasa hati tidak bisa disinggung lagi.Justru mereka akan merasa “kasihan” kepada kita yang masih senantiasa hidup dalam selubung akunya dan tidak mampu mengerti bahwa didalam realitas alam sekitar ini ada Kebenaran dan Kehidupan.
Letak kekuatanh doa itu dalam laku dan perbuatan.Tanpa lakuperbuatan,semua jeritan kalbu adalah bunyi2an tong kosong karena tidak ada buktinya dalam konsekwensi kehidupan sehari-hari.Doa adalah Niat dan Laku perbuatan adalah Tekad.Niat tanpa tekad adalah percuma tetapi tekad yang tidak diniati tidak bisa mengarah.Niat itu bisa dikandung sembunyi dalam kesadaran dan bisa juga diutarakan atau dipamerin ke muka umum.
Nilai doa tu selamanya setingkat dengan nilai jiwa.Apa yang diniati dan ditekadi,itu pulalah yang keluar dari hati,pikiran dan mulut.Apa yang kita sadari dan kita hidupi,itu pulalah doa kita.Karena itu doa sebagai alat rohani adalah berbeda dalam fungsi dan tujuannya bagi kita masing-masing.Doa adalah kebutuhan manusia dalam usahanya untuk meraih cita dan pengharapan.Semua doa berpangkal dari kesadaran manusia untuk kemurnian jiwanya.Karena dia belum mengerti bagaimana caranya usaha maka dia berdoa.Siapa masih berdoa dia belum usaha dan siapa belum usaha maka dia belum dewasa.Kita mulai berhenti berdoa kalau kita karena kurnia sudah mampu menyadari mana yang dinamakan Arti Hidup itu.Meskipun demikian kita belum ada dalam kedewasaan rohani,karena yang menyadari dan disadari masih berbeda.Kita berada di ambang pintu kedewasaan rohani.Doa dalam perbuatan adalah masa menjelang kedewasaan rohani.Kalau kita sudha berhenti berdoa/meminta dan sudah memulai Lakuperbuatan yaitu menyadari Arti Hidup dan menghidupinya jadi kenyataan maka kita harus bisa menyadari bahwa kita akan segera bebas dari belenggu yang sudah puluhan tahun menjadi kebiasaan kita yaitu kemampuan berpikir dan merasa.Semua pengertian,pengetahuan dan pengalaman yang bertahun-tahun kita kumpulkan merupakan benteng bikinan sendiri yang menjadi pangkal pertumbuhan dari rasa mampu,rasa bisa dan rasa mengerti.Kita harus bersedia melepas itu semua.Akhir dari pikiran dan rasa adalah kekosongan pintu masuk dalam kedewasaan rohani.
Walaupun bagaimana,memang doa dan memohon itu harus kita lakukan juga dalam menempuh perjalanan karena tidak ada manusia yang sekaligus jadi dewasa.Semua mengalami masa pertumbuhannya.Dan doa minta disadari bahwa itu adalah ALAT bukan TUJUAN.Jangan sampai kita menjadi terikat kepada doa sebagai kebiasaan yang mengesankan.Jangan sampai kita merasa canggung untuk meninggalkan kebiasaan memohon. Tinggalkan doa dengan menunaikan kewajiban hidup kita sesuai dengan jalan hidup yang kita pilih kita masing2.
Tinggalkan komentar