Feeds:
Pos
Komentar

Archive for the ‘1’ Category

SEDERHANA

Manusia yang sudah dikarsakaken oleh Gusti untuk bisa berlaku sumeleh ing pamikir dan sumarah ing karep dengan sendirinya mempunyai kesunyian hati.Didalam hatinya sudah tidak ada lagi kerepotan untuk melayani keinginan,cita dan tujuan.Api kehidupan sudah menyala dalam kesunyian dan berpangkal dari kerendahan hati manusia kepada Gustinya. Kerendahan hati adalah kesanggupan manusia untuk mempu menyadari kediriannya dihadirat “Sing Gawe Urip” dalam perbandingan yang wajar dan sebenarnya bahwa manusia itu bukan apa-apa, bukan pula siapa-siapa,GAIB adalah segala-gala nya. Kesadaran inilah yang dinamakan dengan ELING dan seharus nya menjadi pangkal dari semua perbuatan kita sehari-hari, jika sungguh kita memang telah memilih jalan spiritual sebagai jalan hidup kita.

Kerendahan hati manusia dihadirat Gusti itu memang tidak bisa dipelajari.Siapa mempelajari dan berusaha memiliki sifat2 baik dengan kekerasan kehendaknya sendiri senantiasa membina ketamakkan dan kesombongan.Mencari sesuatu di dunia ini berpangkal dari niat dan tekad manusia sendiri.Mencari Gusti jadi bisa dibilang juga sebagai kesombongan,bukannya kerendahan hati.Ingin menjadi sesuatu dan ingin mendapatkan sesuatu adalah tamak,pamrih dan kesombongan yang tersirat dalam kata “mencari Gusti”.

Yang perlu manusia sadari bahwa semua jalan yang berada didalam kemampuan pikiran bukanlah jalan yang gaib.Jalan gaib tidak ada didalam pikiran manusia karena gaib itu tidak bisa dijangkau oleh pikiran manusia. Gaib hanya bisa diraba dalam kerendahan hati,karena binuko (terbuka hati).Kerendahan hati adalah api kehidupan dan jiwa kehidupan rokhani yang mengada dalam kesunyian hati karena sudah menyadari kebukan apa-apaannya.

Dalam  spiritual itu tidak ada pertumbuhan karena paksaan, tetapi hanya dikenal pertumbuhan karena kesadaran.Pikiran yang dibikin diam itu bukan berarti telah tercapai kesunyian hati tetapi merupakan pikiran yang dimatikan.Sebentar lagi pikiran itu muncul untuk ditaklukkan ulang.

Pertumbuhan karena kesadaran itu berlaku dalam ketenangan.Kesunyian hati yang mengada dengan sendirinya itu tidak perlu diatur,tidak perlu dibuat dan tidak juga perlu diinginkan.Kesunyian itu mengada dengan sendirinya dalam kesederhanaan.Dan sekali lagi,manusia yang memiliki kesunyian hati itu tentunya manusia yang sudah sumarah ing karep dan sumeleh ing pamikir.Manusia itu adalah manusia sederhana. Sederhana lahiriah dan sederhana rohaniah.Tapi manusia yang belum sumarah dan sumeleh itu tidak mungkin bisa menjadi sederhana. Berusaha menjadi sesuatu itu berarti belum sumarah.Rasa keakuan masih mendapat pembinaan.

Dan kesederhanaan itu tidaklah cukup hanya dengan indentifikasi.Dengan melakukan kehidupan menjadi seorang petani,pertapa,biarawan,wiku tidak berarti bahwa manusia telah menjadi sederhana.Itu hanya hidup sederhana menurut tata lahir tetapi belum menyinggung kehidupan batin/rokhaninya.Manusia yang tamak kepada barang2 keduniawian dan manusia yang tamak kepada soal2 Ketuhanan dan spiritual itu sama rakusnya,tiada bedanya. Kedua-duanya membina keinginan melampaui batas yang wajar.Hati dan pemikiran yang dipenuhi dengan persoalan keduniawian itu sama halnya dengan hati dan pikiran yang dipenuhi soal Ketuhanan dan Spiritual.Kedua-duanya merupakan pembinaan rasa keakuan dan kerap menimbulkan keraguan.Ini semua disebabkan karena perbuatan kita masih berpangkal dari keinginan dan bertujuan mencari diri.Sederhana adalah jika manusia bisa menerima yang ada menurut adanya,bukan menurut gambaran dan angan2nya sendiri.

Memang sederhana itu muncul karena berkurangnya rasa kebutuhan.Karenanya tidak bisa dibuat dengan tujuan supaya memiliki sifat yang baik.Sederhana buatan itu mudah menimbulkan konflik.Konflik akan mengeruhkan hati sedang dalam kesederhanaan tidak ada konflik.Tidak minum2an keras,tidak merokok, tidak memakan daging, makan sehari sekali,tidak mempunyai kebiasaan yang aneh2 itu bukan berarti sederhana didalam hati dan batin jika batin dan hati kita masih penuh dengan keraguan,pengharapan dan permohonan.Sederhana itu bukan hanya meliputi kesederhanaan dalam benda milik tetapi kesederhanaan dalam pemikiran dan rasa.Tetapi memang manusia mempunyai kecenderungan untuk pamer yaitu untuk memperlihatkan kesederhanaan menurut tata lahir saja.

Kesederhanaan itu hadir bukan dikarenakan manusia memiliki banyak pengetahuan tentang arti kata sederhana dan macam2 pengetahuan cara hidup sederhana tetapi justru akibat lenyapnya seluruh pengetahuan susulan yang manusia kumpulkan berdasarkan niat dan tekadnya sendiri.

Read Full Post »